STRATEGI
PEMBANGUNAN
Di
dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN), di nyatakan secara eksplisit bahwa
pembangunan ekonomi merupakan salah satu bagian penting dari pembangunan
nasional dengan tujuan utama untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dapat dikatakan bahwa pembangunan
ekonomi yang lebih serius dan terencana baik di Indonesia baru dimulai sejak
pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun Pertama (Repelita I) tahun 1969.
A. Pertumbuhan
Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan
kondisi utama suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan
peningkatan kesejahteraan. Karena jumlah
penduduk bertambah setiap tahun yang
dengan sendirinya kebutuhan konsumsi sehari -
hari juga bertambah setiap tahun, maka dibutuhkan penambahan pendapatan
setiap tahun.
Selain dari sisi permintaan (konsumsi), dari sisi
penawaran, pertumbuhan penduduk juga membutuhkan pertumbuhan kesempatan kerja
(sumber pendapatan). Pertumbuhan ekonomi tanpa dibarengi dengan penambahan
kesempatan kerja akan mengakibatkan ketimpangan dalam pembagian dan penambahan
pendapatan tersebut (ceteris paribus), yang selanjutnya akan menciptakan suatu
kondisi pertumbuhan ekonomi dengan peningkatan kemiskinan. Pemenuhan kebutuhan
konsumsi dan kesempatan kerja itu sendiri hanya bisa dicapai dengan peningkatan
output agregat (barang dan jasa) atau PDB yang terus menerus. Dalam pemahaman
ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah penambahan PDB yang berarti
peningkatan PN.
B. Konsep
Pendapatan Nasional
Ada dua arti dari PN, yakni dari arti sempit dan arti
luas. Dalam arti sempit, PN adalah PN. Sedangkan dalam arti luas dapat merujuk
pada ke PDB, atau merujuk ke Produk Nasional Bruto (PNB) atau ke Produk
Nasional Neto (PNN).
Sesuai metode yang standar, perhitungan PN diawali dengan
perhitungan PDB. Hubungan antara PDB dan PN dapat di jelaskan melalui beberapa
persamaan sederhana sebagai berikut :
PNB = PDB + F
PNN = PNB – D
PN = PNN – Ttl
Keterangan : F = Pendapatan neto
atas faktor luar negeri
D =
Penyusutan
Ttl = Pajak
tak langsung neto
Jika persamaan di atas di gabungkan,
maka :
PDB = PN + Ttl + D – F
Atau
PN = PDB + F – D – Ttl
PDB dapat diukur dengan tiga macam
pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan
pengeluaran. Dua pendekatan pertama adalah pendekatan dari sisi penawaran
agregat, sedangkan pendekatan pengeluaran adalah perhitungan PDB dari sisi
permintaan agregat. Menurut pendekatan produksi, PDB adalah jumlah nilai output
(NO) dari semua sector ekonomi atau lapangan usaha. Berdasarkan satu digit,
Biro Pusat Statistik (BPS) membagi ekonomi nasional ke dalam 9 sektor, yakni
pertanian, pertambangan, dan penggalian, industry manufaktur, listrik, gas, dan
air bersih, bangunan, perdagangan, hotel, dan restoran, pengangkutan dan
komunikasi, keuangan, sewa dan jasa perusahaan, dan jasa – jasa. Jadi, PDB
adalah jumlah NO dari ke sembilan sector tersebut.
Sedangkan melalui pendekatan pendapatan.
PDB adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh faktor – faktor produksi yang
digunakan dalam proses produksi di masing – masing sector, seperti tenaga kerja
(gaji / upah), pemilik modal (bunga / hasil investasi), pemilih tanah (hasil
jual / sewa tanah),dan pengusaha (keuntungan bisnis / perusahaan). Semua
pendapatan ini dihitung sebelum dipotong oleh pajak penghasilan dan pajak –
pajak langsung lain nya. Dalam pendekatan ini, perhitungan PDB juga mencakup
penyusutan dan pajak – pajak tidak langsung neto. Oleh karena itu, dalam
pendekatan pendapatan, PDB adalah jumlah dari Nilai Tambah Bruto (NTB) dari ke
sembilan sector tersebut.
Adapun menurut pendekatan
pengeluaran, PDB adalah jumlah dari semua komponen dari permintaan akhir yakni
pengeluaran konsumsi rumah tangga dan lembaga swasta non – profit oriented,
pembentukan modal tetap domestic bruto, termasuk perubahan stok, pengeluaran
konsumsi pemerintah, ekspor dan impor.
C. Sumber
– Sumber Pertumbuhan
Pertumbuhan
ekonomi bisa bersumber dari pertumbuhan permintaan agregat (AD) dan pertumbuhan
penawaran agregat (AS). Dari sisi AD, peningkatan AD di dalam ekonomi bisa
terjadi karena PN, yang terdiri atas permintaan masyarakat, perusahaan, dan
pemerintah meningkat. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sisi AD terdiri
atas empat komponen : konsumsi rumah tangga, investasi, konsumsi dan
pengeluaran pemerintah, dan ekspor neto. Sisi AD di dalam suatu ekonomi bisa di
gambarkan sebagai berikut :
Y = C + I + G + X – M
C = Cy + Ca
I = -ir + Ia
G = Ga
X = Xa
M = mY + Ma
Tidak ada komentar:
Posting Komentar