Awal mula saya masuk ke Universitas Gunadarma, kaget sih... Jujur saja ngga nyangka banget, padahal banyak perguruan tinggi negeri tetapi kenapa saya malah masuk swasta. Saat orang tua memberikan pilihan kepada saya untuk memilih perguruan tinggi mana yang saya mau, sebenarnya saya juga masih bingung dan masih ragu, tetapi waktu terus berputar dan saya harus memilih, dimana saya akan melanjutkan pendidikan saya. Akhirnya pilihan saya jatuh pada Universitas Gunadarma. Kalau ingin bilang sejujur - jujurnya, saya ngga ingin kuliah di Universitas, tetapi saya lebih berminat kuliah di Sekolah Tinggi. Dan mungkin tahun depan saya akan mencoba kembali untuk mendaftar di Sekolah Tinggi.
Hari pertama masuk kuliah, kebetulan jadwal saat itu ada di kampus E tepatnya di E238. Rasanya asing banget, bener – bener ngga kenal siapa – siapa, temen satu pun ngga punya. Apalagi saya bukan asli orang Jakarta, bingung banget sama kebiasaan orang di sini saat pertama kali ketemu. Sambil nunggu dosen datang yang bisa saya lakukan mungkin berdiam diri, sok sibuk dengan notebook, smsn, ya pokoknya melakukan hal – hal yang ngga membosankan.
Dosen pertama saya saat itu, Ibu Arrumaisha. Orangnya super – super baik, jarang ngomel, beliau pun lulusan SARMAG loh, waaaahhh.. cita – cita saya banget nih buat ngejar dan mendapatkan SARMAG. Satu hal yang membuat saya berpikir dua kali untuk melepaskan Gunadarma yaitu SARMAG. Saat PPSPPT , di situ di jelaskan mengenai SARMAG, apa itu SARMAG, kriteria agar bisa lolos SARMAG, cara – cara agar bisa menjadi calon SARMAG, pokoknya satu hal ini yang bisa mengubah pemikiran saya sebelum masuk Gunadarma. Mungkin banyak di antara kalian yang sudah tahu apa itu SARMAG. SARMAG singkatan dari Sarjana Magister. Bagaimana ngga menggiurkan, coba saja bayangkan dalam waktu 4 tahun mahasiswa dapat memperoleh title D3, S1, dan S2. Dan yang lebih menariknya lagi, studi S2 nya ngga di Indonesia, tetapi di luar negeri. Gimana saya ngga tertarik..................
Saya yakin di dunia ini ngga ada yang ngga mungkin. Selagi kita mau berusaha dan tawakal semua pasti bisa di dapatkan, walaupun sesuatu yang ngga mungkin sekalipun. Melihat saingan dari anak akuntansi yang sangat amat banyak mungkin sampai ribuan, awalnya ragu sih tetapi saya tetap percaya, kalau saya berusaha pasti saya bisa.
Menurut saya kampus E, kampus yang paling besar di bandingkan dengan kampus Gunadarma lain nya. Ada 5 gedung dan masing - masing gedung ada 4 lantai, dan banyak juga laboratorium di kampus E. Tempat parkir dan masjidnya pun juga cukup besar.
Acara perkuliahan pertama kali masuk cuma kenalan, menjelaskan tentang SAP Gunadarma, presentasi bobot untuk UTS dan UAS, setelah 10 kali pertemuan kemudian UTS, setelah UTS 3 minggu berikutnya di lanjutkan dengan UAS. Ya pertama kali masuk hanya seperti itu.
Minggu pertama mungkin masih beradaptasi tetapi lama kelamaan sudah mulai terbiasa, mengenal kepribadian orang satu sama lain, saling bertukar pikiran, pengalaman dll. Saat jadi mahasiswa rasanya sangat berbeda dengan saat dulu saya masih jadi siswa. Entah itu dalam bersikap, berkata - kata, pola pemikiran, pandangan nya pun juga harus berbeda.
Suasana belajar di kampus E sangat nyaman, ruangan nya juga enak, bersih, ber AC, setiap kelas ada OHP nya, ya seperti itu lah. Sekarang saya sudah 3 bulan lebih kuliah di Gunadarma, sudah lumayan mengerti tentang Gunadarma, Universitas Swasta Nomer 1 di Indonesia, dll. Saya sudah merasa nyaman dan sangat menikmati indah nya jadi seorang mahasiswa, sedang berjuang agar kuliah saya ngga sia – sia, dan menggunakan apa yang ada dengan sebaik – baik nya. Biaya yang mahal harus sebanding dengan apa yang kita dapatkan.
SEMANGGGGAAAATTTTTT dan SELAMAATTT BERJJUUAANNNGGGG!!!!!!
http://gunadarma.ac.id
Referensi gambar :
http://fotografi.blog.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2009/12/50406856.jpg
Referensi gambar :
http://fotografi.blog.gunadarma.ac.id/wp-content/uploads/2009/12/50406856.jpg
Nice Artikel (y) good experience to study in Gunadarma :D
BalasHapus